Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Sinjai Barat

Ahmad Hidayat, Suratman Suratman, Danang Sri Hadmoko

Abstract


Abstrak: Kecamatan Sinjai Barat adalah merupakan salah satu kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan. Luas wilayah Kecamatan Sinjai Barat adalah 13,53 km2 atau 16,53% dari luas total wilayah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bertujuan : 1) mengidentifikasi jenis komoditas unggulan; 2) mengetahui kesesuaian lahan; 3) mengidentifikasi pola sebaran spasial pengembangan kawasan agropolitan. Metode penelitian adalah metode deskriptif berupa pengumpulan dan pengolahan data lapangan, metode pemetaan, metode Location Quotient (LQ), dan metode matching pada software atau program Land Classification and Landuse Planning (LCLP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) hasil perhitungan LQ komoditas padi, ketimun, sawi, kentang, wortel, kubis, tomat, serta buncis merupakan komoditas unggulan. 2) kelas kesesuaian lahan, padi dengan kelas kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) 329,49 Ha, S3 (sesuai marginal) 2821,77 Ha, kentang, wortel, sawi, buncis, dan tomat memiliki kelas kesesuaian lahan S2 742,02 Ha dan untuk kelas kesesuaian lahan S3 2409,24 Ha. Komoditas lainnya yakni ketimun dan buncis memiliki kelas kesesuaian lahan S2 742,02 Ha, S3 2062,82 Ha serta kelas kesesuaian lahan N (tidak sesuai) 346,42 Ha. 3) adapun luas lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan komoditas padi 329,49 Ha, kentang, wortel dan tomat 1276,59 Ha, ketimun dan sawi 412,53 Ha, buncis 519,47 Ha serta kubis 613,18 Ha.

 

Kata Kunci : Agropolitan, Komoditas Unggulan, LCLP, Kesesuaian Lahan


Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai. 2017. Sinjai Barat Dalam Angka Tahun 2017, (Online) https://sinjaikab.bps.go.id/websiteV2/pdf_publikasi/KECAMATAN-SINJAI-BARAT-DALAM-ANGKA-TAHUN-2017.pdf (diakses tanggal 13 September 2017).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 2017. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2016, (Online) https://sulsel.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd 20170214110511.pdf (diakses tanggal 12 Oktober 2017).

Balai Penelitian Tanah. 2005. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan. Bogor.

Baja, S., Chapman, D. M. and Dragovich, D. (2007). Spatial based compromise programming for multiple criteria decision making in land use planning. Environ. Modelling and Assess. 12: 171–184.

Corona. P., Salvati, R., Barbati, A. and Chirici, G. (2008). Land suitability for short rotation coppices assessed through fuzzy membership function, patterns and processes in forest landscapes. Springer Science Business Media B.V., 190-211.

Deptan. 2002. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Program Rintisan Kawasan Agropolitan. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Departeman Pertanian. Jakarta.

Deptan. 2003. Gerakan Pengembangan Kawsan Agropolitan : Menuju Kesejahteraan Melalui Sinergi Kegiatan yang Terkoordinasi. Sekretariat Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Departeman Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2012. Agropolitan dan Minapolitan : Konsep Kawasan Menuju Harmoni. Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta.

FAO. 1976. A framework for land evaluation. Soils Bulletin No.12. FAO Rome, Italy.

Hardjowigeno, S dan Widiatmaka, 2015. Evaluasi Kesesuian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Harun U.R. 2006. Perencanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam Sistem Perkotaan Regional di Indonesia. Di dalam: Rustiadi A, Hadi S, Ahmad W.M, editor. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa- Kota Berimbang. Crespent Press. Bogor.

Kips, A., D. Djaenudin, and Nata Suharta. 1981. The land unit approach to land resources surveys for land use planning with particular reference to the sekampungwatershed, Lampung Province, Sumatra, Indonesia. AGOF/INS/78/006. FAO/UNDP Tech. Note No.11. CSR, Bogor.

Mubyarto. 2000. Pengembangan Wilayah Pembangunan Pedesaan dan Otonomi Daerah. Direktorat Kebijaksanaan Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 28 Tahun 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai Tahun 2012 – 2032. 28 Desember 2012. Sinjai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Jakarta

Rossiter, D.G. 1994. Land evaluation lecture notes. part 4, economic land evaluation.College of Agriculture and Life Sciences.Dept. of Soil,Crop & Atmospheric Sci., SCAS Teaching Series T94-1.

Rustiadi E, Hadi S. 2006. Pengembangan Agropolitan sebagai Strategi Pembangunan Perdesaan dan Pembangunan Berimbang. Di dalam: Rustiadi A, Hadi S, dan Ahmad W.M, editor. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Bogor: Crespent Press.

Sartohadi, J, Suratman, Jamulya dan Nur Indah Sari Dewi. 2014. Pengantar Geografi Tanah. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
Alamat Editor:

Geography Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Jalan H.E.A. Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Halu Oleo University

Website:http://ojs.uho.ac.id/index.php/jagat/index
E-mail: jurnal_jagat@uho.ac.id
------------------------------------------------------------------